SILABUS LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH



SILABUS PRODI S-1 AKUNTANSI
1. Mata Kuliah
2. Kode Mata Kuliah
3. SKS
4. Dosen
: LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
: 32503
: 3 SKS
: Iqbal M. Aris Ali, SE., S.Psi., MSA., Ak.


1. Deskripsi Matakuliah

Matakuliah ini membahas jenis, konsep, dan praktik yang dilakasanakan dalam lembaga keuangan syariah. Pembahasan ini dimulai dengan memperkenalkan konsep bermuamalah dan eksistensi entitas syariah. Selanjutnya, menjelaskan paradigma lembaga (entitas) syariah dan esensi akad dalam proses muamalah dalam lembaga syariah. Pada matakuliah ini menekankan penjelasan pada jenis institusi dan pengelolaannya, untuk itu materi ajar lebih menguraikan macam-macam institusi syariah. Seperti, lembaga bank, dan lembaga nonbank lainnya. Dengan demikian mahasiswa akan memahami apa saja lembaga syariah dan bagaimana praktik yang diselenggarakan.


2. Tujuan Matakuliah

Setelah mempelajari matakuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu mengenal dan mendeskripsikan:
  1. Konsep dasar lembaga keuangan syariah
  2. Metodologi Islamisasi keuangan
  3. Instrumen keuangan syariah

3. Kompetensi Matakuliah

Matakuliah ini diharapkan bisa memberikan kompetensi kepada mahasiswa dalam hal: 
1.                  Mampu memahami konsep dan eksistensi lembaga keuangan syariah
2.                  Mampu memahami praktik lembaga keuangan syariah
3.                  Mampu memahami operasionalisasi lembaga keuangan syariah

4. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran yang digunakan adalah:
  1. Ceramah
  2. Diskusi kelompok
  3. Pengerjaan dan pembahasan latihan soal dan tugas mandiri
  4. Studi kasus

5. Sistem Penilaian

Sistem penilaian adalah sebagai berikut :
Partisipasi/Keaktifan         20%
Tugas & Presentasi            20%
Middle Test                       30%
Final Test                          30%

6. Bahan Acuan (Referensi)

Wajib:

1.      Adiwarman A. Karim. 2010. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, RajaGrafindo. (Karim).
2.      Adiwarman A. Karim. Islamic Banking 3rd: Fiqh and Financial Analiysis, RajaGrafindo. (Karim).
3.      Ahmah Rodoni dan Abdul Hamid. 2008. Lembaga Keuangan Syariah, Zikrul. (Ahmad).
4.      Al-Mishri, Sami Abdul. 1990. Pilar-Pilar Ekonomi Islam, Pustaka Pelajar, Jakarta. (Al Mishri)
5.      Amin, A Riawan dan Tim PEBS FEUI. 2010. Menggagas Manajemen Syariah; Teori dan Praktik the Celestial Management, Salemba Empat. Jakarta. (Amin).
6.      Ascarya. 2007. Akad dan Produk Bank Syariah, RajaGrafindo. (Ascarya).
7.      Ascarya. 2007. Akad dan Produk Bank Syariah, RajaGrafindo. (Ascarya).
8.      Hendrawan, Sanerya. 2009. Spiritual Management, From Personal Enlighment Towards God Corporate Governance, Mizan. Jakarta. (Hendrawan).
9.      Jurnal-jurnal yang relevan dalam pembahasan perkuliahan ini. 
10.  Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah, Prenada. Jakarta. (Mardani)
11.  Rodoni, Ahmad dan Abdul Hamid. 2008. Lembaga Keuangan Syariah, Zikrul. Jakarta. (Rodoni).
12.  Soemitro, Andri. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Prenada Media, Jakarta. (Soemitro).
13.  Suhendi, Hendi. 2002. Fiqh Muamalah, Rajawali Pers. Jakarta. (Suhendi).
14.  Zamir Iqbal dan Abbas Mirakhor. 2008. Pengantar Keuangan Islam: Teori dan Praktik, Kencana. (Zamir). 
15. Triyuwono, I. 2006. Akuntansi Syariah: Perspektif, Metodologi, dan Teori. PT raja   Grafindo Persada, Jakarta. (Triyuwono).


16.  Peraturan Bank Indonesia No. 11/23/PBI/2009, Tentang Pembiayaan Rakyat Syariah (RBIS)
17.  Undang-undang RI No. 21 tahun 2008, Tentang Perbankan Syariah (RBIS)

Anjuran:
1.      Abdullah Saeed. 2006. Menyoal Bank Syariah: Kritik atas Interpretasi Bunga Bank Kaum Neo-Revivalis, Paramadina. (Saeed).
  1. M. Kabir Hasan and Mervyn K.L (editor).  2007. Hand Book of Islamic Banking, Edward Elgar Publishing, Inc. (Kabir).
3.      M.A. Manan. 1992. Ekonomi Islam: Teori dan Praktik, Intermasa. (Manan).
4.      Muhammad Baqir Ash Shadr. 2008. Buku Induk Ekonomi Islam, Zahira. (Shadr).
5.      Muhammad Nejatullah Siddiqi. 2004. Kegiatan Ekonomi dalam Islam, Bumi Aksara. (Siddiqi).
  1. Musthafa Dib Al-Bugha. 2010. Buku Pintar Transaksi Syariah, Hikmah.(Musthafa).
7.      Sayyid Quthb. 1984. Keadilan Sosial dalam Islam, Pustaka. (Quthb).
8.      Syed Nawab Haider Naqvi. 2009. Menggagas Ekonomi Islam, Pustaka Pelajar. (Naqvi).

7. Topik Bahasan dan Bahan Acuan

Sesi
Pokok Bahasan
Sub Pokok Bahasan
Ref
1
Penjelasan umum  keseluruhan materi perkuliahan
·   Pengertian dan lingkup lembaga keuangan Islam.
·   Perkembangan Keuangan Islam
Ibrahim bab 1; Daud bab 1
2
Organisasi Syariah
·   Organsisasi sebagai tempat ibadah
·   Tujuan dan sasaran perusahaan
·   Model spiritual perusahaan
·   Spirtual dan keunggulan organisasi
Hendrawan bab 1; Amin bab 3
3
Esensi Akad
·   Pengertian
·   Rukun dan Syarat Akad
·   Macam akad
·   Akuntabilitas organisasi
Suhendi bab 4; Mardani bab 3; Triyuwono bab 8; Al-Mishri bab 2; Ascarya bab 2; Karim bab 5
4
Dewan Pengwas Syariah
·   Pengertian
·   Penting Keberadaan DPS
·   Mekanisme kerja DPS
Rodoni bab 10, RBIS
5
Lembaga Keuangan Syariah
·   Konsep uang
·   Sistem keuangan syariah
·   Prinsip operasional lembaga syariah
·   Struktur lembaga keuangan syariah
Soemitro bab 1; Nabhani bab 18; Ascarya bab 2
6
Lembaga Keuangan Syariah
·   Pengertian dan perkembangan bank syariah
·   Regulasi bank syariah
·   Kegiatan usaha bank syariah
Soemitro bab 2; RBIS
7
Pasar Modal Syariah
·   Pengertian, fungsi, dan karakteristik
·   Perkembangan pasar modal
·   Struktur pasar modal syariah
·   Lembaga fasilitator reksa dana syariah
·   Sifat reksa dana syariah
·   Teknik berinvestasi di reksa dana syariah
·   Kebijakan pengelolaan
·   Kebijakan pengembangan pasar uang syariah
·   Instrumen pasar uang

Soemitro bab 3-5; Rodoni bab 7-8.
8
UJIAN TENGAH SEMESTER
9
Asuransi Syariah
·   Pengertian, manfaat, dan risiko asuransi
·   Prinsip pengelolaan asuransi syariah
·   Pengelolaan asuransi syariah
·   Pengembangan asuransi syariah
Soemitro bab 6; Rodoni bab 6
10
Dana Pensiun Syariah
·   Pengertian, tujuan dan fungsi
·   Jenis dana pensiun
·   Manajemen pengelolaan
·   Kebijakan dan pengembangan dana pensiun
Soemitro bab 7; Rodoni bab 1
11
Modal Ventura Syariah
·   Pengertian, karakteristik, dan tujuan
·   Sumber dan Jenis pembiayaan
·   Mekanis pembiayaan
·   Analisis penilaiaan pembiayaan 
Soemitro bab 8; Rodoni bab 1
12
Perusahaan Pembiayaan Syariah
·   Pengertian
·   Pendirian, pengelolaan, dan pengawasan
·   Pengembangan perusahaan pembiayaan syariah  
Soemitro bab 9; Rodoni bab 1
13
Lembaga Pengelola Zakat
·   Pengertian
·   Tujuan dan manfaat lembaga pengelola zakat
·   Manajemen pengelolaan
Soemitro bab 11;
14
Lembaga Pengelola Wakaf
·   Pengertian
·   Sejarah dan perkembangan wakaf
·   Dasar hukum
·   Harta benda wakaf dan pemnafaatannya
Soemitro bab 12
15
Koperasi Jasa Keuangan Syariah (Baitul Mal Wat Tamwil—BMT)
·   Pengertian dan lingkup BMT
·   Peranan dan fungsi BMT
·   Produk penghimpunan dana
·   Produk pembiayaan
·   Produk jasa
Soemitro bab 13; Rodoni bab 4
16
UJIAN AKHIR SEMESTER











Keterangan:
Setiap pertemuan selalu diikuti dengan penugasan yang bersifat:

a.      Kelompok: membuat makalah sesuai tema yang dibahas setiap minggu. Tugas dikumpulkan dalam bentuk hard copy.
b.      Individu: membuat resume berdasarkan tema yang telah dibahas setiap minggu saat perkuliahan yang akan membahas tema sesuai dengan silabus. Tugas tersebut dikumpulkan sesuai jadwal ujian dalam bentuk hard copy.

Seluruh penugasan yang berupa hardcopy diketik dengan spasi 1,5 kertas A4, huruf standar, margin kiri 4 dan yang lain 3.

Beberapa artikel, penugasan dan informasi terkait materi perkuliahan, konsultasi (ruang diskusi) dapat dijuga di akses melalui blog iqbalmarisali:



Konsultasi:
Iqbal M. Aris Ali, SE., S.Psi., MSA., Ak
Ruang Dosen Ekonomi Lt 2
Hp. 081340126527

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONSEPSI PSIKOLOGI PROYEKSI (Telaah Tentang Apperseption dan Apperseptive Distortion)

Gambar
KONSEPSI PSIKOLOGI PROYEKSI (Telaah Tentang Apperseption dan Apperseptive Distortion ) A. PENDAHULUAN Sebagian dari cara individu mereduksi perasaan tertekan, kecemasan, stress atau pun konflik adalah dengan melakukan mekanisme pertahanan diri baik yang ia lakukan secara sadar atau pun tidak. Sebagimana pendapat yang dikemukakan oleh Freud Such defense mechanisms are put into operation whenever anxiety signals a danger that the original unacceptable impulses may reemerge (Microsoft Encarta Encyclopedia 2002). Freud menggunakan istilah mekanisme pertahanan diri (defence mechanism) sebagai gambaran proses tak sadar untuk melindungi individu tersebut dari kecemasan melalui pemutarbalikan kenyataan. Pada dasarnya strategi-strategi ini tidak mengubah kondisi objektif bahaya dan hanya mengubah cara individu mempersepsi atau memikirkan masalah itu. Jadi, mekanisme pertahanan diri melibatkan unsur “penipuan diri.” Istilah mekanisme bukan merupakan istilah yang pal
Baca selengkapnya

MENGENAL FENOMENA KELOMPOK SOSIAL DAN PERILAKU KOLEKTIF

Latar Belakang Manusia dilahirkan seorang diri, meskipun manusia memiliki asasi untuk bertindak berdasarkan keinginan dan kebutuhan (indepedent—sepanjang tidak melewati atau melanggar ketentuan norma dan hukum yang telah menjadi pranata sosial. Meskipun demikian, dalam kehidupannya membutuhkan orang lain untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya, motivasi itu membuat individu tersebut berkelompok atau bermasyarakat. Manusia tidak dapat berdiri sendiri namun tergantung pada orang lain (interdependensi). Jika tidak, dapat dipastikan disamping tidak dapat memenuhi kebutuhan yang lebih fatal lagi dia dapat menderita dan kemudian mengalami kematian. Dalam hubungannya dengan manusia lain manusia berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya dan orang lain, karena manusia mempunyai naluri untuk selalu hidup dengan orang lain (gregariausness). Manusia menurut kodratnya itu dilahirkan untuk menjadi bagian dari suatu kebulatan masyarakat. Dengan demikian manusia itu merupakan bagian dari suatu kelom
Baca selengkapnya

FENOMENA GENDER DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI SOSIAL

Bab I. Pendahuluan Latar Belakang Negara-negara yang mengklaim dirinya sebagai negara demokrasi, memperjuangkan hak asasi manusia sangat berkepentingan dan menjadi keniscayaan membela hak-hak kaum perempuan. Isu jender akhir-akhir ini semakin ramai dibicarakan, walaupun jender itu sendiri tidak jarang diartikan secara keliru. Jender adalah suatu istilah yang relatif masih baru. Menurut Shorwalter, wacana jender mulai ramai dibicarakan pada awal tahun 1977, ketika sekelompok feminis di London tidak lagi memakai isu-isu lama seperti patriarchal atau sexist, tetapi menggantinya dengan isu Jender (gender discourse). Sebelumnya istilah sex dan gender digunakan secara rancu. Dimensi teologi jender masih belum banyak dibicarakan, padahal persepsi masyarakat terhadap jender banyak bersumber dari tradisi keagamaan. Ketimpangan peran sosial berdasarkan jender (gender inequality) dianggap sebagai divine creation, segalanya bersumber dari Tuhan. Berbeda dengan persepsi para feminis yang mengangga
Baca selengkapnya